Catatan
H.Rachmat Rolau
IA sosok yang humble (sederhana). Energik, dan tidak mengenal lelah. Gemar berolah-raga. Orang-orang terdekatnya mengakui sosok ini masih kuat bermain bola dan berjalan beberapa kolometer. Adalah, Drs H. Zainal Arifin Paliwang, SH.M.Hum – purnawirawan satu bintang dari Korps Bhayangkara. Mantan penyidik utama Basreskrim Mabes Polri, dan Wakapolda Kalimantan Utara (Kaltara).
Pak Paliwang – demikian panggilan populernya, pernah menjabat gubernur Kaltara satu periode. Tetapi jabatan itu (kalau tidak salah) hanya diemban kurang dari empat tahun lantaran terbentur aturan pilkada serentak yang digelar 2024.
Padahal, kalau jabatan gubernur itu normal, Pak Paliwang yang ketika itu masih berpasangan dengan Yansen TP mestinya baru purna-tugas pertengahan Februari 2026. Artinya, ada waktu tersisa 1 tahun lebih belum digunakan untuk merampungkan semua proram yang sudah ada.
Tidak banyak yang tahu tentang Paliwang yang punya akronim ZIAP itu. Tekadnya untuk menjadikan Kaltara sebagai provinsi yang tangguh membuatnya rela mengunjungi daerah-daerah perbatasan terpencil dan tertinggal dalam wilayah Kaltara.
Dalam bahasa medis, cara Paliwang yang ingin tahu tentang kondisi daerahnya, itu lebih tepat disebut sebagai “observasi pra diagnosis”. Artinya, sebelum membangun, Paliwang sudah paham kebutuhan masyarakat yang dikunjunginya. Dan ketika pembangunan yang dilaksanakan di setiap daerah betul-betul bermanfaat dan tepat sasaran.
Boleh jadi, kunjungan yang sangat menyita waktu dan melelahkan ini belum pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh yang juga punya keinginan membangun Kaltara. Tidak heran bila dalam setiap pertemuan dengan warga, Paliwang selalu menekankan perlunya terlebih dahulu memahami kebutuhan masyarakat di mana pembangunan itu dimulai.
Pasangan calon yang mengusung slogan “Bersama Kita Tangguh” ini, memang tidak perlu lagi mengumbar janji-janji di masyarakat. Sebab, dia sendiri sudah berbuat di saat menjabat sebagai gubernur Kaltara di periode pertama.
Ketika pihak lain juga ingin membangun Kaltara dengan menawarkan sejumlah program dan janji, ia dan wakilnya adalah pengecualian. Sebab, Paliwang sebelumnya sudah meletakkan pondasi pembangunan yang harus dilanjutkan.
Jadi, pasangan ini nantinya hanya melanjutkan apa yang dianggap perlu, dan memperbaiki apa yang dianggap masih kurang. Inilah keunggulan pasangan ZIAP dalam membangun Kaltara ke depan karena tidak lagi memulainya dari bawah.
Dan salah satu program yang ditekankan Paliwang di berbagai peertemuan dengan para simpatisan dan pendukungnya adalah penyediaan infrastruktur (prasarana) jalan. Sebab, dengan infrastruktur itulah mobilisasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Konektivitas antar-desa, kecamatan, dan ibukota dapat mengubah kondisi ekonomi yang lebih baik.
Perlu diketahui, ketersediaan prasarana jalan yang baik dan terkoneksi akan membuat pola pikir masyarakat berubah jadi lebih maju dan modern. Maka filosofis konektivitas prasarana jalan ibarat pipa yang dialiri air ke mana pun pipa itu berbelok.(**)